Sabtu, 29 Oktober 2011

yang wajib dilakukan

     Hari ini aku sharing mendalam dengan salah seorang anak kamarku, banyak hal yang kami sharingkan dan kami berdua sama-sama diajar untuk memiliki perspektif yang benar. Sharing ini bermula dari pertanyaan dia tentang cara membuat refleksi mengenai kasih Allah. eh sebelumnya aku cerita sedikit ya mengenai keluhan dia yang hampir bikin dia nangis, yaitu mengenai jerawat. iya, JERAWAT saudara-saudara. Dia merasa sedih banget karena jerawat yang banyak (menurut dia) menginap di wajahnya. Kami bercanda-bercandaan mengenai jerawat itu dan aku bilang sama dia, masih mending dikasih jerawat seperti itu daripada bisul di muka. Dia tetap merasa sedih akan jerawat itu dan akhirnya kami memutuskan untuk dia mencoba mengobatinya dengan caa tradisiomal, yaitu dengan menggunaka masker lemon atau jeruk nipis setiap malam. setelah itu, aku nyuruh dia untuk mencari alasan untuk bisa mengucap syukur atas jerawat yang ada di mukanya. Aku lupa dia udah dapet alasannya atau belum soalnya pembicaraan kami ngelantur2. hehhhe...

       Nah, balik lagi ke pembahasan kita sebelumnya waktu dia bertanya cara bikin refleksi itu. Aku sih bilang caranya, ceritakan siapa Allah itu buatmu pribadi dan apa yang sudah dan akan kamu lakukan untuk Dia. Nah, setelah ngobrol panjang lebar, sampailah Dia pada ceritanya yang berikut ini. Dia sempat kecewa sama Tuhan atas kematian mamanya dan bahkan bukan hanya Tuhan yang dia kesalkan tetapi juga mamanya yang sudah tidak berada dalam bentuk nyata lagi. Mamanya meninggal saat dia kelas 6 SD dan waktu itu adalah masa-masa mau ujian sekolah. Waktu itu dia tidak tinggal bersama mamanya (mereka berada di kota yang berbeda). Jadi selama mamanya sakit, dia gak pernah jengukin dan mamanya cuma bersama papanya dan salah satu adiknya, yang bikin tambah sedih adalah saat mamanya mau ketemu dia, dia gak bisa ada di tempat itu saat itu juga (kebayang kan sedihnya??) jadi dia ketemu mamanya saat mamanya sudah hanya tinggal tubuh tanpa roh. Mamanya ini sempat sembuh dari sakitnya (komplikasi) dan bahkan bisa beraktivitas seperti biasa, tapi gak lama setelah itu, mamanya jatuh sakit lagi dan akhirnya beliau dipanggil pulang oleh Bapa di surga. Saat itu adik dari anak kamarku ini masih kecil dan karena adiknya ini selalu nemenin mamanya ke rumah sakit, jadinya dia gak masuk TK. Waktu mamanya meninggal, saat itu adalah saat di mana dia merasa sangat butuh dukungan dari kedua orang tuanya karena dia harus berjuang menghadapi ujiannya (ya iyalah ya...waktu itu dia masih kelas 6....masih kecil...). Mulai saat itu dia sangat kesal sama Tuhan, kenapa mamanya harus diambil saat dia masih sangat membutuhkan mamanya dan adiknya masih kecil-kecil. Dia juga sangat kecewa sama mamanya, kenapa mamanya pergi secepat itu, ninggalin dia yang saat itu butuh mamanya banget, ninggalin adiknya yang masih kecil-kecil dan papanya yang akhirnya harus berjuang sendirian memenuhi kebutuhan mereka. Walaupun dia merasakan kecewa yang mendalam sama Tuhan, tetapi dia tetap mengikuti pelayanan di gereja. Dia melayani tetapi tetap menyimpan kepahitan dalam dirinya. Namun sewaktu SMA ditambah lagi setelah dia masuk TC + waktu ikut Youth Camp kampus (14-16 Okt' 11), dia mengikuti lumayan banyak pelayanan yang akhirnya bisa mengubahkan perspektifnya dia dan mengupas kepahitannya selapis demi selapis, pelan-pelan tapi progresif. Aku nanya, "trus apa yang kamu dapat dari kematian mamamu??" dia bilang, dia semakin dekat sama papanya yang dulu sangat jarang berkomunikasi sama dia, dia semakin sayang sama adik-adiknya dan sekarang dia punya rasa tanggung jawab atas adik-adiknya itu. Akhirnya sekarang dia bisa mengucap syukur akan kematian mamanya.

       Iya saudara-saudara, mari kita sama-sama mencari alasan untuk tetap bisa mengucap syukur atas apapun yang terjadi dalam hidup kita. Sedih ataupun senang, pasti kita selalu punya alasan untuk tetap mengucap syukur, terlebih karena God is in control dan mengucap syukur juga adalah perintah buat kita kan???

1 Tes 5:18, "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." 
     
       aku gak tau gimana bilangnya, tapi yang jelas, SELALU ada alasan untuk kita bisa tetap mengucap syukur, mungkin contohnya, mengucap syukurlah karena kita masih diberikan hati yang bisa merasakan sakit. Coba bayangin kalo kita mati rasa, gak tau deh gimana lagi caranya menjalani hidup ini.
dan di balik itu semua, ingatlah bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan (Rm 8:28), tapi ingat ya teman, kebaikan yang dimaksud adalah kebaikan menurut Dia bukan menurut kita, gak ada lagi yang kurang kan kalo sesuatu itu sudah baik di mata Tuhan???
 so....



_blessings, fretty_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar